Senin, 25 April 2016

PENALARAN

Penalaran Induktif


Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.

Pengertian Induktif
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.


Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
  • Bentuk-Bentuk Pada Penalaran Induktif 
1. Generalisasi : proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contoh :
  • Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
  • Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.

      1.1 Macam-Macam Generalisasi
  • Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus penduduk
  • Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.

2. Analogi : dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.


Contoh  : Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.

      2.1 Jenis-Jenis Analogi
  • Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.


Contoh :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
  • Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.


Contoh :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

3. Hubungan Kausal : penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

3.1 Macam-Macam Hubungan Kausal
  • Sebab- akibat. Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor. 
  • Akibat – Sebab. Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
  • Akibat – Akibat. Contoh: Toni melihat kecelakaan di jalan raya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif adalah metode cara berfikir yang di mulai dari menarik kesimpulan dari hal yang umum yang mengarah kepada kesimpulan yang khusus dengan cara menghubungkan data-data  nya , dengan 

contoh :
a. Premis 1 : Semua mahluk hidup adalah ciptaan Tuhan (U)
b. Premis 2 : Manusia adalah mahluk hidup (U)

Kesimpulan : Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan


Penalaran deduktif menurut bentuk nya di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a)      Penarikan simpulan secara langsung
b)      Penarikan simpulan secara tidak langsung

Penarikan simpulan secara langsunga.    
Simpulan secara langsung:      
Semua S adalah P (premis)    
Sebagian P adalah S (simpulan)
  
Contoh: 

Semua manusia memiliki tangan. (premis)                   
Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia. (simpulan)


b.    Semua S adalah P (premis)       
       Tidak satu pun S adalah tak-P (simpulan)

       
Contoh: 
Semua pencuri adalah pelaku kriminal. (premis)                   
Tidak satu pun pencuri adalah pelaku tidak kriminal. (simpulan)

c.      Tidak satu pun S adalah P (premis)         
         Semua S adalah tak-P (simpulan)

         
Contoh: 
Tidak seekor pun semut adalah manusia. (premis)                     
Semua semut adalah bukan manusia. (simpulan)

d.      Semua S adalah P. (premis)         
         Tidak satu-pun S adalah tak P (simpulan)         
         Tidak satu-pun tak P adalah S (simpulan)

        
Contoh: Semua pisau adalah tajam. (premis)                     
Tidak satu pun pisau adalah tak tajam. (simpulan)                     
Tidak satupun yang tak tajam adalah pisau. (simpulan).

Penarikan Simpulan secara tidak langsung

SILOGISME
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 


Jenis-jenis silogisme :

  a. Silogisme Katagorial    
  b. Silogisme Hipotetik    
  c. Silogisme Alternative  
  d. Entimen   
  e. Silogisme Disjungtif 

 Penjelasan pengertian dari jenis-jenis silogisme diatas :

    
a.    Silogisme Katagorial

     Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

  
Contoh :     ·
Semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)     ·Komodo adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)     ·Komodo pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

     b.    Silogisme Hipotetik

     Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. 

    
  Contoh : 
  Apabila lapar saya makan nasi (mayor)     
  Sekarang lapar (minor)     
  Saya lapar makan nasi  (konklusi)

     c.    Silogisme Alternatif

     Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.


    Contoh :     
    Adi tinggal di Jakarta atau Malang      
    Adi tinggal di Jakarta     
    Jadi, Adi tidak tinggal di Malang

     e.    Silogisme Disjungtif

     Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

  
   Contoh :     
  ·Seno masuk sekolah atau tidak. (premis 1)   
  ·Ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis 2)     
  ·Ia tidak masuk sekolah. (konklusi)


ENTIMEM


Entimen adalah percakapan yang biasa di lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik pada lisan maupun tulisan ,dan biasa nya silogisme yang kita ucapkan itu di perpendek dengan cara tidak menyebutkan premis-premis umum nya ,biasa nya seseorang langsung mengatakan kesimpulan nya yang diikuti dengan premis khusus sebagai penyebabnya.Bentuk silogisme seperti ini di sebut entimem


Entimem mempunyai rumus ,Rumus :


C=B, karena C=A

PU: Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari


PK: Pada malam hari tidak ada sinar matahari


K :Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.


Entimem : pada malam hari tidak ada fotosintesis karena tidak ada sinar matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika, Profesi & Profesionalisme, Modus Komunikasi, IT Forensik dan Peraturan UU ITE

1. Pengertian Etika Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau ada...