Rabu, 30 April 2014

MANUSIA DAN CINTA KASIH ( Cinta Menurut Ajaran Agama )






A. Definisi Cinta
            Tak ada seorangpun di dunia ini yang tak pernah merasakan cintadan seluruh aktivitas manusia dipenuhi oleh cinta. Cinta adalah sebuah kata yang paling banyak digunakan manusia sejak permulaan peradaban. Cinta telah membuat manusia bertahan dalam hubungan akrab satu dengan yang lain. Tanpa cinta, manusia akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Ketahanan dan kelestarian manusia, perjuangan mereka untuk bertahan dan menjadi penopang hidup, hanyalah berkat adanya cinta. Perasaan cinta adalah frekuensi tertinggi yang bisa kita pancarkan. Semakin besar cinta yang kita pancarkan, semakin besar kekuatan yang kita dapatkan.

B. Mencintai Allah dan Rasul-Nya
            Dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya, kita akan mencintai diri kita sendiri sehingga kita akan senantiasa mengembangkan potensi – potensi yang kita miliki, kita akan mampu mencintai orang lain sehingga apa pun yang kita keluarkan adalah kebaikan, dan kita pun akan mencintai alam raya yang merupakan ciptaann-Nya sehingga kita takkan pernah mau merusaknya. Mencintai Allah dan Rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Al – Qur’an dan Sunnah Rasul, disertai luapan 1kalbu yang di penuhi rasa cinta.
            Hanya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lah kita akan mampu mencintai sesama manusia dan alam raya. Kita akan sanggup menciptakan segala keindahan, menaklukan benci dan dendam, mengubah sengketa menjadii perdamaian, dan mengubah permusuhan menjadi persahabatn yang erat.

Seorang laki-laki dari penduduk kampung datang kepada Rasullulah SAW seraya berkata; “Wahai Rasullulah, Kapankah hari Kiamat akan terjadi?”
Beliau menjawab: “Celaka kamu, apa yang telah kau
Persiapkan?” laki-laki itu berkata; “Aku belum mempersiapkan bekal
kecuali aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya. “Beliau bersabda: “Kalau begitu, kamu bersama dengan orang yang kamu cintai.”


( HR. Bukhari )

Cinta tak dapat termuat dalam pembicaraan
atau pendenggaran kita,
Cinta adalah sebuah samudera yang kedalamannya tak terukur...
Cinta tak dapat ditemukan dalam belajar dan
Ilmu pengetahuan,
buku – buku dan lembaran – lembaran halaman.
Apapun yang orang bicarakan itu, bukanlah
jalan para pecinta.
Apapun yang engkau katakan atau dengar
adalah kulitnya;
Intisari cinta adalah misteri yang tak dapat kau buka!
Cukuplah! Berapa banyak lagi kau akan lengketkan kata-kata di lidahmu?
Cinta memiliki banyak pernyataan melampaui pembicaraan

( Jalaludin Rumi )



C. Manfaat Mencintai Allah dan Rasul-Nya
1. Menghalangi dari perbuatan maksiat.
2. Akan menghilangkan perasan was – was.
3. Sebagai hiburan ketika ditimpa musibah
4. Merupakan kesempurnaan nikamat dan puncak kesenangan.





D. Bukti Cinta Allah SWT terhadap Hamba-Nya

Bukti Cinta Allah kepada Hamba-Nya Ada dua cinta yang hakiki dan tak pernah luntur, yaitu cinta Allah kepada hamba-Nya dan cinta ibu terhadap anaknya. Namun keduanya memiliki nilai berbeda. Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun.

 

Allah SWT berfirman, ”Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.”

 (QS Al-A’raf [7]: 156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkanbetapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.
Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, AlKhaliq tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di duniadan akhirat. Firman-Nya,
”Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
(QS Al Baqarah [2] : 2).


Dalam ayat lain difirmankan pula,
”Sebenarnya Alquran itu adalahkebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu;agar mereka mendapat petunjuk.”
(QS As-Sajdah [32]: 3).
Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran. Pertama, petunjuk 2akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan danmoral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia. *Mengutus para rasul* Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul.
Dalam QS Al An’am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman, ”Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan “sendirian”. Dia mengaruniakan “teman terbaik” yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Firman-Nya, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al Ahzab [33]: 21). 

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya berupa hadis dan sunah.Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan Allah (*hablum minallah*) dan dengan manusia (*hablum minannas*). Di dalamnya kita juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik. *Diciptakannya alam semesta* Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia. Difirmankan, Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS Al Baqarah [2]: 29). Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia.

Allah SWT telah berjanji dalam Alquran, ”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (QS Hud [11]: 3) Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW bersabda, “Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orangyang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat (HR Muslim). Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, “Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Akudengan sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula,” demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi. *Memberikan rezeki* Allah adalah Al Razzaq, Dzat Maha Pemberi Rezeki. Setiap makhlukdiberi-Nya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia.

Firman-Nya, Katakanlah,
“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapayang dikehendaki-Nya)’. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allahakan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.”
                     (QS Saba [34]: 39)

Demikian pula makhluk yang lain.
”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).”
(QS Hud [11]: 6)

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberibagian rezeki. Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-Nya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. *Wallahu a’lam*.
                                                                                                                
DAFTAR PUSTAKA

1.    Syahrial, Muhammad(2013) Spiritual Entrepreuneurship Quotiont.
3.    https://www.facebook.com/notes/calosa-busanamuslim/bukti-cinta-allah-swt-terhadap-hamba-nya/169101449777516

Etika, Profesi & Profesionalisme, Modus Komunikasi, IT Forensik dan Peraturan UU ITE

1. Pengertian Etika Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau ada...